Wednesday 18 February 2015

Orang tua adalah segalanya bagi ku

Orang tua adalah segalanya bagi ku..
Seberapa seringkah kamu menghubungi orang tua mu, SMS orang tua mu, BBM orang tua mu?
Coba bandingkan dengan frekuensi SMS atau BBM mu dengan orang lain, sebut saja pacar mu, manakah yang lebih banyak??
Pacar atau orang tua??
Sebagian besar pasti pacar,
Aku mungkin jarang berkomunikasi lewat telepon dengan orang tua ku, tapi aku sangat bahagia jika mengawali hari ku dengan sebuah SMS "Maee, nga di kantor au daa," kemudian mendapat balasana "Oke boru, semangat, unang lupa martangiang".
"UNANG LUPA MARTANGIANG" itu selalu pesan si mama untuk ku, ntah itu di SMS atau di Telepon, karna memang semua nya harus berawal dari DOA.

Aku memang jarang berkomunikasi dengan pria terganteng di rumah kami yaitu bapa, karna beliau lah satu-satunya pria di rumah. Hahaha.
Komunikasi kami mungkin hanya sebatas kesehatan, perkuliahan (dulu waktu masih kuliah D3 DEL), uang kuliah, dan sekarang terkait pekerjaan.
Tapi aku tau, beliau selalu nguping ketika aku bicara dengan mama lewat telepon.
Itu lah beliau (bapa) diam-diam tapi perhatian. wkwkwkwk.
Kalau SMSan dengan si bapa, selalu balasan nya adalah "OKE" atau "OK"
hahahhaha...

Orang yang paling dang sangat pengertian dengan diri kita sendiri adalah seorang IBU, itu tidak bisa kita pungkiri sebagai anak, dia tau betul bagaimana kita, dan jangan pernah melanggar perkataan nya, apalagi memarahi nya,
Ingat bagaimana perjuangan seorang ibu mengandung kita di dalam perut nya selama 9 bulan, seberapa berat perutnya itu harus dia bawa kesana kemari, dan sekarang setelah kita besar, hanya kemarahan atau kekesalan kita yang kita diterimanya? Ahkkk, itu terlalu kejam buat beliau.

Sampai kita jual pun Indonesia ini takkan pernah sanggup membalas kasih sayang seorang IBU.
Ahkk,,, semua tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata,

Bukan hanya seorang ibu, seorang bapa(bapaku) juga seorang pahlawan dan pria terhebat dalam hidup ku.

I LOVE YOU BOTH. :* :*


Monday 2 February 2015

Kos-kosan :)

Hai kali ini aku mau berbagi pengalaman ngekos di kota yang banyak penduduk ini sebut saja namanya Jakarta.
Aku mulai dari aku kerja di kota ini saja ya,
Hemmm, setelah wisuda aku dan beserta 8 teman yang lain nya, kalo tidak salah mereka adalah Jordan, Faisal, Yoan, Lamhot, Erik, Abdi, Arie, Hasiholan.
yahh, cuma sendiri ku memang cewek pada saat itu.

1. Kosan ku yang pertama terletak di Sumur Batu, Jakarta Pusat
Ini adalah kosan ku yang pertama setelah wisuda, dan di kosan ini juga aku kehilangan laptop, charger laptop dan beserta modem BOLT yang kubeli dari Lazada dengan uang hasil gaji pertama pada saat Kerja Praktek.
Sial banget memang, tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur.
Ehh aku belum nyebutin dimna aku bekerja?? Aku bekerja di daerah Menteng, Jakarta pusat.
Berikut jalur yang harus aku lalui dari kosan ku.
Aku biasa naik Bus (Transjakarta) dan halte yang terdekat dengan kos ku adalah halte RS Islam.
Kemudian dari RS Islam, aku menunggu Bus jurusan Harmoni kalo gak jurusan Senayan.
Hemmmm,, jarak kos ke halte RS Islam memang gak terlalu jauh.
Tapi kalo dari RS Islam ke Harmoni memang wuuuuhhhhhh jauh bgt + macettt...
Macettt paling parah itu adalah di Senen.
Selanjutnya, setelah nyampe di Harmoni, aku harus antri panjang di di antrian tunggu jurusan Blok M, karna aku harus turun di Sarinah( hanya ini halte terdekat ke kantor)
hah??? dekat??? Dari sarinah ke kantor itu aku harus menempung paling cepat 20 menit jalan kaki.
Kenpa gak naik bajaj??? Gak sanggup aku bayar 10 ribu tiap hari untuk bajaj, itu masih brangkat aja.
Kalo lagi aku harus bayar bajaj untuk pulang juga,,, bisa-bisa gaji habis untuk ongkos doank.

Nahhh, itu kalo brangkat, kalo pulang aku jalan lagi dari kantor ke halte Sarinah, trus dari halte Sarinah aku ke halte Harmoni.
Ini nihh aku paling gak suka,, antri paannnnnnnnnnjanggggggggggg di harmoni di jurusan PULO GADUNG,
Udah antri lama, bus nya datang lama.
Hemmm.. ehh harga kos ku di Sumur Batu 500 ribu (kamar mandi luar), udah ada cuci gosok gratis, bisa masak. :)

2. Kosan ku yang kedua terletak di Manggarai, Jakarta Selatan
Ini kosan ku yang kedua. Di kosan ini aku berdua dengan Piri Irma Sibuea (Angkatan 08 Del).
Kami berdua satu kamar, harganya 400 ribu perorang, kamar mandi luar, gak bisa masak, gak ada cuci gosok gratis. :(
Nahh dari kos ke dua ini, aku gak naik Transjakarta lagi, tapi naik KRL.
Dan kebetulan kantor dekat dengan statiun Gondang Dia yang hanya 2 statiun dari Manggarai.
Nahh, beda lagi kisah nya dari kosan ku yang satu ini.
Setiap pagi aku harus keluar gang, yang lumayan panjang, terus menyebrang, terus jalan sampe ke statiun.
Perjalanan ke statiun manggarai ini, aku harus melewati pasar pagi, dimna kamu akan mencium bau ikan, kadang kesiprat darah ikan, sayur-sayuran, tomat busuk pun banyak berserak.
dan selanjutnya, aku harus melewati tumpukan sampah di pinggiran jalan dan yang mengharuskan saya harus menutup hidung sepanjang jalan itu.
Huuuhhhhhh,, tidak ada udara pagi, setiap brangkat pagi.
Oke, sekarang nyampe statiun Manggarai.
Stasiun ini adalah tempat transit dari segala penjuru sepertinya. Statsiun terrame yang pernah aku temukan.
Hal yang paling tidak aku sukai adalah, ketika pulang kerja.
Di KRL itu tidak ada istilah seperti Transjakarta "Yang turun lebih duluan turun". Jangan harap ada peraturan seperti itu di stasiun ini. :(
Pernah kejadian, aku pulang kerja dan lagi padat-padatnya ini kereta, dari dalam susah keluar, ehh dari luar udah banyak yang desak-desakkan mau masuk,
badanku terlalu kecil untuk melawan itu semua, akhirnya aku gak bisa keluar, dan terpaksa turun di stasiun berikut nya(stasiun Tebet) dari tebet balik lagi ke Manggarai.
Iidaageeeeee.. loja ki. :(

3. Kosan ku yang ketiga terletak di Kampung Bali 27, Jakarta Pusat
Dari kosan ku ini aku bisa jalan kaki ke kantor, dan itu memakan waktu 30 menit.
Bayangin 30 menit. Tapi syukurnya bisa jalan kaki, jadi aku gak harus berdesak2 di kereta atau menunggu lama di halte.
Aku satu kamar dengan Wironi satu angkatan ku juga dai Del, kosan ini dulu seharga 480 ribu sendiri, jadi kemudian aku datang,
aku dan Wironi jadinya berdua, sehingga harga nya sekarang 650 ribu berdua
Lumayan murah, memang fasilitas nya juga seadanya, dan sampe sekarang baju-baju ku masih ada lemari, karna gak ada lagi lemari. :(
dan kamar nya juga lumayan kecil. Tapi tak apalah, tohh juga cuma tidur aja kok di kos. :)
Hemm, kalo jalan yang paling gak enak itu adalah debu dan asap kendaraan ini, dan aku paling gak suka pake masker, makanya sekarang jerawat ku mulai
berkembang biak dan bekas nya gak hilang-hilang. :)

Cukup sekian dulu info kosan yang pernah kutempati ya, nantikan cerita kosan selanjutnya. :)